Recent Posts

Selasa, 05 April 2011

wikileaks buat daftar dosa dosa SBY

Setelah membuat heboh beberapa negara di dunia beberapa waktu lalu, saat ini kembali Wikileaks membidik Indonesia. Tidak tanggung-tanggung Wikileaks membuat deretan daftar dosa yang melibatkan berbagai tokoh pemerintah Indonesia selama ini. Tokoh yang dibidik itu adalah SBY, Yusuf Kala, Ani Yudhoyono, Megawati, Taufik Kemas, TB Silalahi, Yusril Ika Mahendra, TB Silalahi dan berbagai tokoh lainnya.

The Age dan The Sydney Morning Herald memuat berita utama tentang penyalahgunaan kekuasaan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk kepentingan politik.
Laporan harian itu berdasarkan kawat-kawat diplomatik rahasia kedutaan besar Amerika Serikat di Jakarta yang bocor ke situs WikiLeaks.
Koran Australia The Age dan Sydney Morning Herald memuat sebuah berita yang mengejutkan karena menyeret nama orang nomor satu di Indonesia. Koran The Age menjadikannya sebagai headline atau berita utama dengan judul “Yudhoyono Abuse Power.”
Berita utama kedua koran itu mengutip bocoran Wkileaks yang secara eksklusif menceritakan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh Presiden Yudhoyono
Daftar dosa berbagai tokoh itu, berasal dari sumber-sumber Diplomat Amerika Serikat di Indonesia yang dibocorkan Wikileaks. Kawat-kawat diplomatik tersebut, yang diberikan WikiLeaks khususnya untuk The Age. Wikileaks membuat daftar dosa para tokoh Indonesia tersebut diantaranya adalah :
1. Yudhoyono secara pribadi telah campur tangan untuk memengaruhi jaksa dan hakim demi melindungi tokoh-tokoh politik korup dan menekan musuh-musuhnya serta menggunakan badan intelijen negara demi memata-matai saingan politik dan, setidaknya, seorang menteri senior dalam pemerintahannya sendiri.
2. Pada Desember 2004 memerintahkan Hendarman Supandji, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus untuk menghentikan penyidikan kasus korupsi yang melibatkan Taufik Kiemas, suami mantan Presiden Megawati.
Saat mengawali jabatan presiden pada tahun 2004, Yudhoyono mengintervensi kasus Taufik Kiemas, suami mantan Presiden Megawati Soekarnoputri. Yudhoyono dilaporkan telah meminta Hendarman Supandji, waktu itu Jaksa Agung Tindak Pidana Khusus, menghentikan upaya penuntutan terhadap Taufik Kiemas untuk apa yang para diplomat AS gambarkan sebagai “korupsi selama masa jabatan istrinya”. Kiemas telah menggunakan kekuasaan politik istrinya yang memimpin partai terbesar ke dua di Indonesia untuk melindungi dirinya dari tuntutan hukum yang menjeratnya. Hal itu disebut dalam dokumen Wikileaks sebagai korupsi legendaris selama masa jabatan sang istri.  Pada Desember 2004, kedutaan AS di Jakarta melaporkan bahwa salah satu informan politiknya yang paling berharga, yaitu penasihat senior Yudhoyono sendiri, TB Silalahi, sudah menyarankan Hendarman Supandji yang telah mengumpulkan “cukup bukti tentang korupsi Taufik Kiemas untuk menangkap Taufik”. Silalahi, salah seorang kepercayaan Yudhoyono di bidang politik, mengatakan kepada kedutaan AS bahwa Presiden “secara pribadi telah memerintahkan Hendarman untuk tidak melanjutkan kasus Taufik”. Tidak ada proses hukum yang diajukan terhadap Taufik, seorang tokoh politik berpengaruh yang kini menjadi Ketua MPR.
3. Yudhoyono pernah diam-diam memerintahkan Kepala BIN, Syamsir Siregar untuk memata-matai Menteri Hukum dan HAM, Yusril Ihza Mahendra. Pengintaian dilakukan saat Yusril melakukan perjalanan rahasia ke Singapura untuk menemui seorang pebisnis cina.

4. Campur tangan Ibu Negara Ani Yudhoyono di Istana. Kristiani Herawati, dan keluarga dekatnya ingin memperkaya diri melalui koneksi politik mereka. Ibu negara itu memanfaatkan posisi politiknya untuk mengeruk uang. The Age menyebut Ibu Ani Yudhoyono juga mempunyai peran aktif dalam mempengaruhi kebijakan politik suaminya. Ani Yudhoyono juga disebut mempunyai hubungan baik dengan para pengusaha, termasuk pengusaha kaya Tomy Winata.
5. Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang disebutkan menyebar uang dalam jumlah besar untuk bisa memenangkan pemilihan Ketua Umum Partai Golkar pada 2004 lalu. Mantan wakil presiden Jusuf Kalla pada Desember 2004 dilaporkan telah membayar jutaan dollar AS, sebagai uang suap, agar bisa memegang kendali atas Partai Golkar. 

Informasi wikileaks itu tentu saja membuat pemerintah Indonesia meradang. Pemerintah langsung berekasi keras dan membantah semua tudingan tersebut, melalui Kementrian Luar Negeri dalam konferensi persnya di Jakarta, Jumat, (11/3). Kemenlu Indonesia melakukan protes nota diplomatik kepada telah pemerintahan Amerika tentang kebocoran Informaso -tu. Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Luar Negeri, Teuku Faizasyah, Staf Khusus Bidang Dalam Negeri Julian Aldrin Pasha, serta para menteri, termasuk putra bungsu SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) juga membantah. Wapres Boediono yang kebetulan berada di Australia mengaku tidak percaya dengan kabar tersebut. Boediono menggelar konferensi pers di KBRI Canberra, Jumat (11/3) yang mengungkapkan bahwa ia sangat percaya integritas SBY
Pemerintah balik menuding apa yang ditulis dua harian Australia tersebut sebagai fitnah dan berdasarkan atas sumber yang tak valid

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More